A. Definisi Bimbingan
Pada
umumnya bimbingan merupakan bantuan, tetapi tidak semua bantuan adalah
bimbingan. Banyak yang telah merumuskan pengertian bimbingan, seperti
beberapa tokoh di bawah ini.
Menurut
Crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang
baik pria maupun wanita, yang telah terlatih dengan baik dan memiliki
kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada seorang dari semua usia
untuk membantunya mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung
bebannya sendiri (Crow and Crow, dalam buku Ennan Amti, 1991 : 2).
Seiring
dengan pengertian di atas, Eddy Hendrono dkk (1978 : 21) mengatakan
bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada terbimbing agar tercapai pemahaman
diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Jones
(1975 : 10) dalam buku Djumhur dan M. Surya mengatakan bahwa bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan
pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian dengan lingkungan.
Adapun tujuan utama dari bimbingan adalah mengembangkan setiap individu
sesuai dengan kemampuannya.
Sedangkan Prayitno dan Ennan Amti (1994 : 104) memberikan batasan-batasan sebagai berikut:
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa individu baik anak-anak, remaja maupun
orang dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan
batasan-batasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
mencerminkan akal pemikiran yang luas, jauh dari sekedar hanya
memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.
B. Definisi Belajar
Konsep
tentang belajar telah benyak didefinisikan oleh banyak pakar psikologi.
Diantaranya Gagne dan Berliner (1983 : 252) menyatakan bahwa balajar
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena
hasil dari pengalaman.
Berbeda
dengan Morgan dan et.al (1986 : 140) yang mengatakan bahwa belajar
merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari
praktik/pengalaman. Selain itu Slavin (1994 : 152) juga mengatakan bahwa
belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Sedangkan
Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan Disposisi/kecakapan
manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan
perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala
sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
C. Hakekat Bimbingan Belajar
Bimbingan
belajar adalah layanan bimbingan yang memungkinkan siswa mengembangkan
diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang
cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar atau dapat mangatasi
kesulitan belajar (P3G,1996:6).
Jadi,
dapat kita simpulkan dari beberapa definisi diatas yakni hakekat
bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang
dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam
banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar
orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta
dapat diterapkan dalam kehidupannya.
D. Perlunya Bimbingan Belajar
Seperti
diuraikan sebelumnya bimbingan belajar merupakan salah satu usaha yang
perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal.
Pelaksanaan bimbingan dilatar belakangi oleh beberapa aspek. Diantaranya
aspek psikologis, kultural atau sosial budaya, dan pedagogis.
Latar
belakang psikologis dalam proses pendidikan, siswa sebagai subjek didik
merupakan pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Hal inilah
yang menyebabkan perbedaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran yang
diberikan oleh guru. Selanjutnya Ahmadi dan Pupriyono ( 1991 )
memaparkan bahwa kemampuan belajar pada setiap individu siswa tidak
sama; ada yang cepat dan ada yang lambat menangkap isi pelajaran. Oleh
karena itu, guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu
siswa agar berhasil dalam belajar yaitu dengan memberikan bimbingan
belajar.
Latar
belakang kultural atau sosial budaya, kegiatan belajar dan pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di sekolah dengan tujuan
agar siswa berhasil dalam bidang pendidikan dan pada akhirnya siswa
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Meskipun demikian, masih saja
ada siswa yang belum berhasil. Karena alasan inilah, peran guru sangat
diperlukan untuk memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang belum
berhasil.
Latar
belakang pedagogis, bimbingan belajar mempunyai peranan yang amat
penting dalam pendidikan yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar
berkembang secara optimal dan berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
Sebagai
pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama ialah
mendidik, yaitu membantu subjek didik untuk mencapai keberhasilan dalam
belajar. Sebelum memberikan bimbingan belajar kepada siswa, guru
diharuskan mengenal dan memahami tingkat perkembangan anak didik, sistem
motivasi atau kebutuhan, pribadi, kecakapan dan kesehatan mental yang
dimiliki oleh siswa sebelum berhasil dalam belajar.
E. Tujuan Bimbingan Belajar
Secara
umum tujuan bimbingan belajar di Sekolah Dasar bertujuan agar setelah
mendapatkan pelayanan bimbingan belajar siswa dapat mencapai
perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan dan
nilai-nilai yang dimiliki. Secara khusus, tujuan bimbingan belajar:
1. Siswa dapat memahami tentang dirinya sendiri, khususnya pada kemampuan belajarnya.
2. Siswa dapat memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih efektif dan efisien.
3. Siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajarnya.
4. Siswa
dapat mengembangkan sikap, kebiasaan, dan tingkah laku yang lebih baik,
khususnya yang berkaitan tentang belajarnya. dapat trampil dalam
melaksanakan kegiatan belajar dan dapat mencapai prestasi belajar yang
optimal.
5. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,
6. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
7. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
8. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
Pada kenyataannya ternyata kualitas pendidikan bimbel lebih dari pada pendidikan sekolah, ini ironi atau.. ?
BalasHapus